Berita Travel - 5 Tujuan Populer Dunia yang Batasi Pariwisata Massal

5 Tujuan Populer Dunia yang Batasi Pariwisata Massal 

berita travel

Berita Travel - Pariwisata massal tidak selamanya memberikan imbas positif. Pengelola di sejumlah tujuan wisata populer dunia kenyataannya kerepotan dengan adanya banyak wisatawan yang bertandang.

Jumlahnya wisatawan makin masif, susah dikontrol, serta beresiko mengakibatkan kerusakan bangunan bersejarah, lingkungan, atau basic arah wisata. Karena itu lima tujuan wisata dalam dunia ini batasi pariwisata massal dengan lakukan beberapa usaha, seperti di bawah ini:

1. Taj mahal, India 

Inicapsa.info - Awal tahun 2018 pengelola Taj Mahal telah batasi jumlahnya pengunjung jadi 40.000 orang /hari. Sekarang langkah setelah itu diambil, yaitu meningkatkan ticket masuk wisatawan lokal Taj Mahal sampai 400 %.

Dari 50 Rupee sama dengan Rp 10.000 sejauh ini 250 Rupee atau Rrp 50.000. Diinginkan kebijaksanaan ini bisa kurangi 15-20 % jumlahnya pengunjung.

Kebijaksanaan diambil mengingat bangunan Taj Mahal alami pergantian yang siginfikan sebab jumlahnya polusi.

2. Machu Picchu, Peru 

Pengelola Machu Picchu menetapkan ketentuan pemesanan ticket masuk online melalui operator sah, serta menetapkan dua waktu kunjungan. Pertama saat pagi hari dari jam 06.00-12.00m lalu sore hari dari 12.00-17.30.

Jumlahnya maximum setiap group yang bertandang ke Machu Picchu ikut dibatasi cuma bisa 16 orang /hari. Diinginkan dengan ketentuan ini bisa kurangi rusaknya situs serta mengawasi keselamatan turis, mengingat jalan ke arah Machu Pichu begitu hanya terbatas.

3. Angkor Wat, Kamboja 

Berburu peristiwa matahari keluar banyak jadi arah wisatawan waktu ke Angkor Wat. Hingga kemudian jumlahnya wisatawan mesti dibatas untuk mengawasi keadaan situs.

Cuma bisa 300 orang yang naik ke atas Candi Phnom Bakheng. Diluar itu pengelola Angkor Wat teratur meningkatkan harga ticket masuk tiap-tiap tahun.

4. Amsterdam, Belanda 

Papan ikonik bertuliskan huruf "I amsterdam" di muka Rijksmuseum sah dicopot awal Desember 2018. Papan yang sudah ada semenjak 14 tahun itu dipandang mengundang sangat beberapa orang ke tempat yang sebetulnya sempit.

Diluar itu masyarakat Amsterdam ikut mengganggap pariwisata massal tidak cocok dengan semangat komune untuk solidaritas atas individualisme.

5. Raja Ampat, Indonesia 

Bila ke Raja Ampat wisatawan akan dipakai Tarif Service Pemeliharaan Lingkungan sebesar Rp 500.000 untuk wisatawan lokal serta Rp 1 juta untuk wisatawan mancangera.

Tarif teresbut digunakan untuk pekerjaan pengawasan, monitoring konservasi, kesejahteraan penduduk, serta pembangunan Kabupaten Raja Ampat.
Share:

No comments:

Post a Comment

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages